Antibiotik
Antibiotik berasal dari dua kata
Yunani, yaitu ‘anti’ yang berarti ‘melawan’ dan ‘bios’ yang berarti ‘hidup’.
Antibiotik adalah obat yang
dipergunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi.
Obat ini telah digunakan untuk
melawan infeksi berbagai bakteri pada tumbuhan, hewan, dan manusia sejak tahun
1930-an.
Antibiotik hanya melawan infeksi
bakteri dan tidak bekerja melawan infeksi virus, seperti flu, pilek, sakit
tenggorokan, gondok, bronkhitis, dll.
Antibiotik yang dipergunakan untuk
mengobati infeksi virus malah bisa membahayakan tubuh.
Hal ini karena setiap kali dosis
antibiotik diambil virus tidak terpengaruh, malah sebaliknya, terjadi
peningkatan kekebalan bakteri terhadap antibiotik.
Bakteri yang kebal dengan
antibiotik tidak dapat dibunuh dengan obat tersebut pada dosis yang sama.
Inilah sebabnya mengapa setiap
orang harus mengikuti petunjuk yang diberikan oleh dokter sebelum mengambil
antibiotik.
Penisilin, sebagai antibiotik
pertama, ditemukan secara tidak sengaja oleh Alexander Fleming dari kultur
jamur.
Saat ini terdapat lebih dari 100
jenis antibiotik yang digunakan dokter untuk menyembuhkan infeksi ringan sampai
parah.
Berbagai Jenis Antibiotik
Dari 100 zat antibiotik yang
diproduksi secara alami dan sintetis, sangat sedikit yang telah terbukti aman
dan efektif.
Ada berbagai cara untuk mengklasifikasikan
antibiotik. Salah satunya adalah dengan mengklasifikasikan antibiotik
berdasarkan efek pada bakteri.
Namun, dalam artikel ini kita akan
melihat klasifikasi antibiotik berdasarkan pada struktur kimianya.
Jenis ntibiotik yang dikategorikan
berdasarkan struktur kimia adalah sebagai berikut:
– Penisilin (Penicillins)
– Sefalosporin (Cephalosporins)
– Aminoglikosida (Aminoglycosides)
– Makrolid (Macrolides)
– Sulfonamida (Sulfonamides)
– Fluoroquinolones
– Tetrasiklin (Tetracyclines)
– Polipeptida (Polypeptides)
1. Penisilin (Penicillins)
Penisilin atau antibiotik
beta-laktam adalah kelas antibiotik yang merusak dinding sel bakteri saat
bakteri sedang dalam proses reproduksi.
-Benzilpenisilin (Penisilin G) dan fenoksimetilpenisilin (penisilin V)
-penisilin tahan penisilase : kloksasilin, flukoksasilin
-penisilin spektrum luas : ampisilin, amoksisilin, amoksiklav, bakampililin, pivampisilin.
-penisilin antipseudomonas : piperasilin, ureidopenisilin, sulbenisilin, tikarsilin
-mesilinam : pivmesilinam
Antibiotik ini digunakan untuk
mengobati infeksi yang berkaitan dengan kulit, gigi, mata, telinga, saluran
pernapasan, dll.
Sebagian orang mungkin mengalami
alergi terhadap penisilin dengan keluhan ruam atau demam karena
hipersensitivitas terhadap antibiotik.
Seringkali penisilin diberikan
dalam kombinasi dengan berbagai jenis antibiotik lainnya.
2. Sefalosporin (Cephalosporins)
Sefalosporin, seperti penisilin,
bekerja dengan mengganggu pembentukan dinding sel bakteri selama reproduksi.
Namun, antibiotik ini mampu
mengobati berbagai infeksi bakteri yang tidak dapat diobati dengan penisilin,
seperti meningitis, gonorrhea, dll.
Dalam kasus dimana orang sensitif
terhadap penisilin, maka sefalosporin bisa diberikan sebagai alternatif.
Namun, dalam banyak kasus, ketika
seseorang alergi terhadap penisilin, maka kemungkinan besar dia akan alergi
terhadap sefalosporin juga.
Antibiotik golongan sofalosporin ini termasuk :
-sefradin, sefuroksim, Sefaleksim
-sefotaksim, seftazidin, seftriakson, sefaklor
Antibiotik betalaktam lainnya :
-golongan monobaktam, aztreonam dan
-golongan karbapenem, imipenem (turunan tienamisin) dan meropenem.
Ruam, diare, kejang perut, dan
demam adalah efek samping dari antibiotik ini.
3. Aminoglikosida (Aminoglycosides)
Jenis antibiotik ini menghambat
pembentukan protein bakteri.
Karena efektif dalam menghambat
produksi protein bakteri, aminoglikosida diberikan antara lain untuk mengobati
tifus dan pneumonia.
Meskipun efektif dalam mengobati
bakteri penyebab infeksi, terdapat risiko bakteri semakin tahan terhadap
antibiotik ini.
Golongan ini meliputi amikasin, gentamisin, kamamisin, neomisin, netilmisin, streptomisin, dan tobramisin.
Aminoglikosida juga diberikan dalam
kombinasi dengan penisilin atau sefalosporin.
Aminoglikosida efektif
mengendalikan dan mengobati infeksi bakteri, namun berpotensi melemahkan ginjal
dan fungsi hati.
4. Makrolida (Macrolides)
Sama seperti sebelumnya, antibiotik
ini mengganggu pembentukan protein bakteri.
Makrolida mencegah biosintesis
protein bakteri dan biasanya diberikan untuk mengobati pasien yang sangat
sensitif terhadap penisilin.
Makrolida memiliki spektrum lebih
luas dibandingkan dengan penisilin dan digunakan untuk mengobati infeksi
saluran pernafasan, infeksi saluran lambung, dll.
Ketidaknyamanan pencernaan, mual,
dan diare adalah beberapa efek samping dari makrolida.
Selain itu, wanita hamil dan
menyusui tidak boleh mengonsumsi makrolida.
5. Sulfonamida dan Trimetoprim
Yang cukup banyak digunakan adalah sulfametoksazol dan trimetoprim dalam bentuk kombinasi (Ko-Trimoksazol)
Kotrimoksazol dapat menyebabkan efek samping yang serius, namun jarang terjadi seperti sindrom stevens johnson, diskrasi darah : penekanan sumsum tulang belakang, kernikterus bagi bayi yang berumur kurang dari 6 minggu, adanya resiko anemia hemolitik pada anak dewasa yang defisiensi G6PD,
6. Kuinolon
Antibiotik yang termasuk kedalam kuinolon antara lain : Siprofloksasin (Cyprofloxacin), Levofloksasin, Ofloksasin, Asam nalidiksat, Norfloksasin, Moksifloksasin,
Siprofloksasin aktif terhadap bakteri gram positif dan negatif, namun lebih kuat dan aktif terhadap bakteri gram negatif, siproksasi tidak boleh digunain terhadap pneumonia pneumococus karena tidak efektif.
Levofloksasin merupakan antibakteri gram positif dan negatif, lebih aktif terhadap P.Pneumococus dibanding siprofloksasin.
7. Tetrasiklin (tetracyclines) dan
polipeptida (polypeptides)
Tetrasiklin adalah antibiotik
spektrum luas yang digunakan untuk mengobati berbagai infeksi seperti infeksi
telinga tengah, saluran pernafasan, saluran kemih, dll.
Obat yang termasuk golongan tetrasiklin :
-demeklosiklin, doksisiklin, minosiklin
-oksitetrasiklin, tetrasiklin,
Pasien dengan masalah hati harus
hati-hati saat mengambil tetrasiklin karena dapat memperburuk masalah.
Polipeptida dianggap cukup beracun
sehingga terutama digunakan pada permukaan kulit saja.
Ketika disuntikkan ke dalam kulit,
polipeptida bisa menyebabkan efek samping seperti kerusakan ginjal dan saraf.
8. Antibiotik Lain
a. Kloramfenikol
Kloramfenikol adalah antibiotik spektrum luas, penggunaannya sebaiknya untuk penanganan infeksi yang mengancam jiwa.
b. Klindamisin
Klindamisin aktif terhadap bakteri kokus gram positif, Klindamisin mempunyai efek samping yang serius, seperti kolitis. bila penggunaannya menyebabkan diare, maka sebaiknya pengobatan dihentikan segera.
c. Vankomisin dan Teikoplanin
Antibiotik ini aktif terhadap bakteri gram positif aerob dan non aerob termasuk stafilokokus yang multiresisten.
d. Spektinomisin
Antibiotik ini aktif terhadap bakteri gram negatif termasuk N. Gonnorhoeae, obat ini hanya diindikasikan terhadap penyakit gonorhoe yang resisten terhadap penisilin.
e. Linezolid
Linezolid merupakan antibakteri oksazolidinon yang aktif terhadap bakteri gram positif.
0 komentar:
Posting Komentar